Nggak Nyangka! Rano Karno Pernah Main Opera Bareng Ray Sahetapy, Lho!
Suasana duka menyelimuti Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, pada Jumat (4/4/2025). Puluhan aktor dan aktris ternama Indonesia hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Ray Sahetapy. Di antara wajah-wajah sedih yang hadir, terlihat sosok Rano Karno, aktor senior yang juga dikenal luas sebagai mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Kehadiran Rano Karno bukan hanya sebagai rekan seprofesi, tapi juga sebagai sahabat lama yang memiliki kenangan mendalam bersama almarhum Ray Sahetapy.
Persahabatan Lama Bersemi di Panggung Opera¶
Rano Karno mengungkapkan bahwa pertemanannya dengan Ray Sahetapy sudah terjalin sejak lama, tepatnya sejak tahun 1980-an. Siapa sangka, awal mula persahabatan mereka justru terjalin di panggung opera! Ya, Rano Karno dan Ray Sahetapy ternyata pernah terlibat dalam sebuah proyek opera bersama. Pengalaman unik ini menjadi salah satu momen yang paling membekas di hati Rano Karno tentang sosok Ray Sahetapy.
“Yang paling berkesan buat saya Opera Jakarta. Saya bersama mas Ray itu jadi antagonis. Jadi itu paling berkesan,” kenang Rano Karno saat ditemui di TPU Tanah Kusir. Ia menceritakan bahwa dalam opera tersebut, mereka berdua memerankan karakter antagonis. Bayangkan saja, dua aktor hebat dengan karisma yang kuat beradu akting sebagai tokoh jahat di atas panggung opera. Pasti sangat memukau!
Opera Jakarta: Kenangan Tak Terlupakan¶
Sayangnya, detail mengenai opera Jakarta yang diperankan oleh Rano Karno dan Ray Sahetapy tidak dijelaskan lebih lanjut. Namun, dari pernyataan Rano Karno, jelas bahwa pengalaman tersebut sangat berarti bagi keduanya. Mungkin saja opera ini merupakan sebuah produksi besar yang melibatkan banyak seniman ternama pada masanya. Atau mungkin, opera ini menjadi titik awal bagi persahabatan yang erat antara Rano Karno dan Ray Sahetapy.
Kita bisa membayangkan bagaimana serunya proses latihan dan persiapan opera tersebut. Rano Karno dan Ray Sahetapy, dua aktor muda berbakat, berkolaborasi dengan para musisi, penyanyi, dan kru teater lainnya untuk menciptakan sebuah pertunjukan yang spektakuler. Panggung opera menjadi saksi bisu kebersamaan mereka, tempat mereka saling belajar, bertukar ide, dan membangun chemistry yang kuat.
Dedikasi Ray Sahetapy di Mata Rano Karno¶
Selain mengenang momen opera Jakarta, Rano Karno juga tak lupa memuji dedikasi Ray Sahetapy dalam dunia seni peran. Menurut Rano Karno, Ray Sahetapy adalah aktor yang sangat serius dan totalitas dalam mendalami karakter yang akan diperankannya. Setiap skenario selalu dibaca dengan seksama, dan ia tidak mau diganggu ketika sedang berusaha memahami karakter yang dipercayakan kepadanya.
“Artinya memang Ray ini orang aktor yang karakternya agak berbeda dia, serius orangnya, setiap skenario dibaca dan nggak mau diganggu karakter dia,” terang Rano Karno. Pujian ini menunjukkan betapa Rano Karno sangat menghargai profesionalisme dan kesungguhan Ray Sahetapy dalam bekerja. Dedikasi seperti inilah yang membuat Ray Sahetapy menjadi salah satu aktor terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Totalitas Tanpa Kompromi¶
Ray Sahetapy dikenal sebagai aktor yang selalu memberikan penampilan terbaiknya di setiap peran yang dimainkan. Baik di film layar lebar, sinetron televisi, maupun panggung teater, ia selalu tampil maksimal dan memukau. Ia tidak pernah setengah-setengah dalam berakting, selalu berusaha memberikan jiwa pada setiap karakter yang diperankannya. Totalitas tanpa kompromi inilah yang menjadi ciri khas Ray Sahetapy sebagai seorang aktor.
Mungkin, dedikasi Ray Sahetapy ini juga menjadi inspirasi bagi Rano Karno dalam karirnya di dunia hiburan dan politik. Semangat untuk selalu memberikan yang terbaik, bekerja keras, dan fokus pada tujuan, adalah nilai-nilai yang mungkin dipelajari Rano Karno dari sosok Ray Sahetapy. Persahabatan mereka tidak hanya terjalin di atas panggung opera, tetapi juga memberikan pengaruh positif dalam perjalanan hidup masing-masing.
Jarang Bertemu Setelah Era Film¶
Setelah era film layar lebar meredup di era 90-an dan televisi mulai mendominasi dunia hiburan, Rano Karno dan Ray Sahetapy jarang bertemu. Kesibukan masing-masing di dunia yang berbeda membuat persahabatan mereka tidak lagi seintens dulu. Rano Karno terjun ke dunia politik, sementara Ray Sahetapy tetap aktif di dunia seni peran, meskipun lebih banyak tampil di sinetron dan film-film televisi.
“Setelah era film itu era 90-an agak berakhir masuk ke televisi kan udah lama kita nggak ketemu. Jadi di zaman-zaman perfilman lah itu persahabatannya,” jelas Rano Karno. Meskipun jarang bertemu, kenangan persahabatan di era perfilman tetap membekas di hati Rano Karno. Masa-masa keemasan film Indonesia di era 80-an menjadi saksi bisu kebersamaan mereka sebagai aktor muda yang penuh semangat dan idealisme.
Kenangan Era Perfilman 80-an¶
Era 80-an adalah masa kejayaan film Indonesia. Banyak film berkualitas yang lahir pada masa itu, dan banyak aktor-aktor muda berbakat yang bersinar. Rano Karno dan Ray Sahetapy adalah dua di antara aktor-aktor muda yang menjadi idola pada masa itu. Film-film seperti “Puspa Indah Taman Hati”, “Gita Cinta dari SMA”, dan “Catatan Si Boy” adalah beberapa contoh film populer yang dibintangi Rano Karno. Sementara Ray Sahetapy dikenal lewat film-film seperti “Kabut Ungu di Bibir Pantai”, “Kerikil-Kerikil Tajam”, dan “Secangkir Kopi Panas”.
Kebersamaan mereka di era perfilman 80-an pasti menyimpan banyak cerita menarik. Mungkin saja mereka pernah terlibat dalam proyek film yang sama, atau sering bertemu di acara-acara festival film. Atau mungkin, mereka sering menghabiskan waktu bersama di lokasi syuting, saling berbagi cerita dan pengalaman. Kenangan-kenangan indah inilah yang tetap terukir dalam ingatan Rano Karno tentang persahabatannya dengan Ray Sahetapy.
Kunjungan Terakhir Dua Tahun Lalu¶
Sebelum Ray Sahetapy menghembuskan nafas terakhir, Rano Karno bersama Roy Marten dan Dedy Mizwar sempat menjenguk sahabatnya itu dua tahun yang lalu. Saat itu, Ray Sahetapy sedang dirawat di rumah sakit karena penyakit diabetes yang dideritanya. Kunjungan ini menjadi momen terakhir bagi Rano Karno untuk bertemu dan berbincang dengan Ray Sahetapy dalam kondisi sehat.
“Memang waktu itu beliau datang ke rumah sakit dia diabet kan, kakinya agak luka, ada pake sendal. Ya kita bilang udah hati-hati Ray,” pungkasnya. Rano Karno menceritakan bahwa saat itu kondisi Ray Sahetapy sudah terlihat kurang sehat. Kakinya terluka akibat diabetes, dan ia harus menggunakan sandal. Rano Karno dan teman-temannya pun memberikan semangat dan mengingatkan Ray Sahetapy untuk berhati-hati menjaga kesehatannya.
Momen Perpisahan yang Menyedihkan¶
Kunjungan tersebut menjadi momen perpisahan yang menyedihkan bagi Rano Karno dan sahabat-sahabatnya. Mereka tidak menyangka bahwa pertemuan itu akan menjadi yang terakhir. Dua tahun kemudian, kabar duka datang. Ray Sahetapy meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit komplikasi diabetes, stroke, dan gangguan paru-paru. Kepergian Ray Sahetapy meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan seluruh insan perfilman Indonesia.
Ray Sahetapy meninggal dunia pada Selasa (¼/2025) di usia ke-68 tahun. Ia telah memberikan kontribusi yang besar bagi dunia seni peran Indonesia. Karya-karyanya akan selalu dikenang dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus. Selamat jalan, Ray Sahetapy. Semoga engkau tenang di sisi-Nya.
Bagaimana menurutmu kisah persahabatan Rano Karno dan Ray Sahetapy ini? Momen opera Jakarta terdengar sangat menarik ya! Yuk, bagikan pendapatmu di kolom komentar di bawah ini!
Posting Komentar